(021) 86611426
info@alhadiriyah.sch.id
Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia
blog-img
03/06/2020

Kisah Salman alfarisi dan Abu darda saat melamar Wanita

Subhan Salim | Artikel

Oleh : Subhan Salim, S.Pdi
Salman Alfarisi sahabat nabi yang cukup familiar karena idenya yang brilian dalam melindungi kota Mekah pada saat perang khondak yaitu membuat sebuah parit yang merupakan strategi yang belum pernah dipakai sebelumnya dalam perang manapun. 

Salman Alfarisi adalah seorang bangsawan Persia sebelum memeluk Islam beliau seorang manusia yang menyembah api, dia merasa tidak nyaman dengan agamanya kemudian pergi ke jazirah Arab dan bertmulah dengan nabi akhirnya memeluk Islam.

Sudah saatnya salam dewasa dan sudah waktunya pula untuk menikah. Seorang wanita Anshar yang soliha yang di kenalnya memikat hati Salman dan bendak meminangnya. Sebagai seorang yang asing di Madina Salman merasa harus ada seorang yang bisa menyampaikan maksudnya tersebut karena perbedaan adat istiadat budaya dan unggah ungguh di Madina yang berbeda dari Persia dalam menghitbah seorang perempuan.

Salman menyampaikan maksud isi hatinya menceritakannya kepada abu darda. Abu darda orang Madinah (Anshor) yang di persaudarakan dengan dirinya oleh Rasul. Mendengar curahan hati Salman abu darda gembira mendengarnya seraya berucap "Subhan Allah wal hamdulillah". Mereka tersenyum bahagia dan  berpelukan.

Salman mempersiapkan mahar dan hal-hal yang diperlukan untuk pernikahanya. Setelah semua persiapan di rasa sudah cukup berangkatlah kedua sahabat itu ke rumah wanita yang soliha dan bertaqwa pilihan Salman. 

Sampailah Salman dan abu darda di rumah wanita tersebut,bertemu dengan orang tua wanita. Abu darda menyampaikan maksud dan tujuannya tersebut kepada orang tua wanita bahwa saudaranya Salman hendak menghitbah putrinya. Salaman adalah sahabat dekat nabi saking dekatnya di anggap sebagai ahli bait nabi dan semua warga Madinahpub tau tentang hal itu. 

Orang tua wanitapun senang dengan kedatangan kedua sahabat nabi tersebut dan senang bermenantukan sahabat nabi yang utama, tetapi walaupun bagaimanapun harus minta persetujuan putrinya. Setelah meminta persetujuan putrinya di balik tirai memberi isyarat memberi jawaban ”Maafkan kami atas keterusterangan ini”, kata suara lembut itu. Ternyata sang ibu yang bicara mewakili puterinya. ”Tetapi karena Anda berdua yang datang, maka dengan mengharap ridha Allah saya menjawab bahwa puteri kami menolak pinangan Salman. Namun jika Abud Darda’ kemudian juga memiliki urusan yang sama, maka puteri kami telah menyiapkan jawaban mengiyakan.”
Terkejut keduanya tak di sangka jawabannya begitu mengagetkan.
Sang puteri lebih tertarik kepada pengantar dari pada pelamarnya. tetapi Salman luar biasa ini yang di ungkapkan Salman 
”Allahu Akbar!”,  ”Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abud Darda’, dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!”

Inilah kualitas keikhlasan keimanan ketakwaan sahabat nabi,Salman lebih mementingkan sahabatnya dari dirinya sendiri. Cinta yang berbingkai keimanan, tak akan pernah meminggirkan rasa cinta pada Allah dan RasulNya

Bagikan Ke:

Kategori

Populer