Oleh: Asep Fajar Irawan
Pembelajaran inovatif di sekolah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar di sekolah. Berikut ini adalah beberapa contoh model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan di sekolah:
Pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning, PBL) Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran dimana siswa ditantang untuk menyelesaikan suatu proyek yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Siswa akan belajar secara mandiri dan bertanggung jawab atas proyek yang dikerjakannya.
Pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning, PBL) Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sebagai dasar pembelajaran. Siswa akan ditantang untuk menemukan solusi terhadap masalah yang diberikan dengan menggunakan metode ilmiah.
Pembelajaran berbasis kegiatan (Activity-Based Learning, ABL) Pembelajaran berbasis kegiatan merupakan model pembelajaran yang menekankan pada kegiatan siswa sebagai sumber belajar. Siswa akan belajar dengan mengerjakan kegiatan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
Pembelajaran berbasis game (Game-Based Learning, GBL) Pembelajaran berbasis game merupakan model pembelajaran yang menggunakan game sebagai alat untuk mengajarkan materi kepada siswa. Game dapat berupa permainan tradisional maupun game digital.
Pembelajaran berbasis teknologi (Technology-Based Learning, TBL) Pembelajaran berbasis teknologi merupakan model pembelajaran yang menggunakan teknologi sebagai alat untuk mengajarkan materi kepada siswa. Teknologi yang dapat digunakan meliputi komputer, tablet, smartphone, dll.
Semua model pembelajaran inovatif tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebaiknya guru memilih model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa, serta menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu model pembelajaran yang menekankan pada penyelesaian masalah nyata dan menggunakan masalah sebagai inti dari proses pembelajaran. Dalam model PBL, siswa diharapkan aktif dalam mencari informasi dan mengolahnya untuk menyelesaikan masalah yang diberikan.
Sintak model PBL terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
Presentasi masalah: Masalah yang akan diselesaikan diberikan kepada siswa. Masalah ini biasanya merupakan masalah nyata yang terkait dengan materi yang akan dipelajari.
Pembelajaran individu: Siswa diharapkan untuk mempelajari secara mandiri informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Siswa dapat mencari informasi dari berbagai sumber, seperti buku, internet, atau sumber lainnya.
Diskusi kelompok: Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil dan diharapkan untuk saling bertukar informasi dan mengevaluasi ide-ide yang dihasilkan.
Penyelesaian masalah: Setelah mempelajari informasi yang diperlukan dan mendiskusikannya dengan kelompok, siswa diharapkan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan.
Presentasi hasil: Siswa diharapkan untuk mempresentasikan hasil penyelesaian masalah kepada kelas atau kelompok lainnya.
Model pembelajaran PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif karena siswa dapat belajar secara aktif dan terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Selain itu, model PBL juga mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah nyata.
Model pembelajaran project based learning (PjBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses pembelajaran melalui proyek-proyek yang mengharuskan siswa untuk menyelesaikan masalah nyata atau memecahkan suatu pertanyaan ilmiah. PjBL memfokuskan pembelajaran pada proyek yang memungkinkan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka pelajari ke dalam situasi yang relevan dan memecahkan masalah yang nyata.
Model PjBL memiliki beberapa sintak yang perlu diikuti untuk memastikan proses pembelajaran berlangsung secara efektif. Berikut adalah beberapa sintak model PjBL:
Identifikasi masalah atau pertanyaan ilmiah: Pertama-tama, siswa harus memahami masalah atau pertanyaan yang akan mereka pecahkan dalam proyek ini. Masalah atau pertanyaan tersebut harus jelas dan spesifik, sehingga siswa tahu apa yang harus mereka lakukan.
Penyelidikan: Setelah masalah atau pertanyaan teridentifikasi, siswa harus melakukan penyelidikan untuk menemukan jawaban atau solusi terhadap masalah tersebut. Penyelidikan ini bisa meliputi membaca sumber-sumber terkait, mencari informasi di internet, atau berkonsultasi dengan ahli.
Penyusunan rencana proyek: Setelah siswa mengumpulkan informasi yang diperlukan, mereka harus menyusun rencana proyek yang menjelaskan langkah-langkah yang akan mereka ambil untuk menyelesaikan proyek tersebut. Rencana proyek ini harus jelas dan terstruktur dengan baik agar siswa tahu apa yang harus mereka lakukan setiap harinya.
Pelaksanaan proyek: Setelah rencana proyek disusun, siswa harus mulai melaksanakan proyek tersebut. Mereka harus melakukan tindakan yang diperlukan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya.
Presentasi hasil proyek: Setelah proyek selesai, siswa harus mempresentasikan hasil proyek tersebut kepada kelas atau audience lain. Mereka harus mampu menjelaskan bagaimana mereka menyelesaikan masalah atau pertanyaan ilmiah yang diberikan, serta apa yang mereka pelajari selama proses pembelajaran tersebut.
Dengan menggunakan model PBL, siswa diharapkan dapat memahami konsep dan prinsip-prinsip yang diajarkan dengan lebih baik, serta mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi di dunia nyata.
Oleh : Subhan Salim, S.Pdi
Oleh : Amiruddin, S.Pd
Guru...
Oleh : Ustadz Badruz Zaman,...