(021) 86611426
info@alhadiriyah.sch.id
Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia
blog-img
20/06/2020

Nasihat Perampok kepada Imam Ghazali

Subhan Salim | Informasi

Oleh: Subhan Salim, S.Pdi
Siapa yang tidak kenal dengan nama Imam Ghazali, ada begitu banyak pelajaran hikmah yang bisa di ambil dari beliau. Seluruh umat Islam di dunia ini rasa-rasanya mustahil yang tidak pernah mendengar nama beliau. 
Nama lengkap beliau Abu Hamid ibnu Muhammad ibnu Ahmad, atau Imam Ghazali, lahir di Khurasan, Iran, pada tahun 1058M/450H. Karya masterpiece-nya Ihya Ulumuddin, menjadi bacaan wajib bagi orang-orang yang ingin belajar tasawuf. Ia lahir dalam keluarga yang sangat taat beragama. Ayahnya adalah seorang pemintal Wool berasal dari desa Ghazalah. Nama desa inilah yang kelak menjadi nama sebutan bagi anaknya, Abu Hamid, yaitu Ghazali.

Di zaman imam Ghazali seorang yang ingin menuntut ilmu harus pergi merantau ke Naisabur untuk belajar dengan seorang guru. Imam Ghazali pun demikian pergi ke naisabhur untuk menuntut ilmu. Dengan semangat yang luar biasa imam Ghazali mencatat semua apa yang di sampaikan oleh gurunya dan ini di lakukan bertahun-tahun.

Setelah sekian lama belajar imam Ghazali pulang ke kampungnya dengan ikut kafilah yang tujuannya sama. Di saat perjalanan rombongan kafilah dan imam Ghazali di hadang segerombolan perampok. Di rampaslah semua barang-barang kafilah dan terakhir barang-barang Imam Gahzali. Perampok mengambil semua barang berharga yang di bawa oleh rombongan termasuk buku-buku imam Ghazali dan kertas-kertas rangkuman hasil belajar beliau. Seketika perampok melarikan diri dengan membawa barang rampasan seketika itu juga Imam Ghazali mengejar kawanan perampok tersebut, pemimpin rampok menoleh ke belakang lalu berkata kepada Imam Ghazali " Pulanglah jika tidak akan aku bunuh!!"  Imam Ghazali hanya meminta buku dan rangkuman miliknya "aku mohon agar kau kembalikan buku catatan ku?" Ucap Imam Ghazali, "catatan apa yang kau maksud?"
Sebuah buku di tas kecil. Aku telah melakukan perjalanan jauh untuk mendengarkan dan mencatat selama belajar dengan guruku semua catatan ada di buku itu " jawab Imam Ghazali" 
Perampok itu tertawa sambil berkata "Nah sekarang ilmumu ada padaku dan sekarang kamu tidak punya ilmu apapun. Kamu tidak punya ilmu lagi. Kasian sekali kamu belajar capek-capek ilmu hanya ada di tulisan 

Meskipun begitu perampok mengembalikan tas yang berisi buku imam Ghazali. Mendengar perkataan perampok tadi Imam Ghazali termotivasi untuk menghafal semua hasil catatan rangkumannya. Kata-kata permapok tadi di jadikan ilmu oleh Imam Ghazali untuk memacu semangat menghafal semua ilmu yang dia pelajari.

Inilah orang yang bijak bisa mengambil pelajaran dari siapapun meskipun dari perampok sekalipun. Allah  maha berkehendak begitupun  dalam menyampaikan hidayah melalui perantara siapapun dan kapanpun Hidayah itu sampai ke seseorang yang Allah kehendaki.

Bagikan Ke:

Kategori

Populer