(021) 86611426
info@alhadiriyah.sch.id
Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia
blog-img
18/05/2020

Said bin Amir Pemimpin Teladan

Subhan Salim | Artikel

Oleh: subhan salim
Dizaman khalifah umar ada seorang gubernur di Syam  yang bernama Said bin Amir al-jumahy beliau di kenal sebagai seorang sahaabat yang zuhud dan salih. Said bin Amir di tunjuk sang kholifah untuk mejadi seorang gubernur di kota Hims, kota ini merupakan kota metropolis karena masyarakatnya di kenal kritis dan berperadaban maju. Di kota yang di kenal metropolis sang khalifah menunjuk gubernur yang zuhud walaupun nama beliau tidak seharum sahabat lainya tetapi ia termsauk sahabat Rasulullah yang mulia.
Ketika di angkat menjadi seorang Gubernur Hims Said baru saja menikah, ia dan istrinya berangkat ke kota Hims dengan kejuhudanya walaupun dengan perbekalan yang  banyak Said dan istrinya memakai perbekalan secukupnya selebihnya ia sedekahnkan ia hanya mengambil gaji dan dan biaya pribadinya secukupnya.
Suatu ketika Umar berkunjung kota Hims untuk mengetahui gambaran tentang sikap masyarakat terhadap gubernurnya. Umar mengumpulkan beberapa masyarakat kemudian mereka di tanya tentang kinerja sang gubernur. Dari keterangan masyarakat  di dapat informasi terdapat kelemahan gubernur. 
Pertama,  kebiasaanya baru keluar menemui dan melayani rakyat setelah agak siang hari
Kedua, ia tidak mau menerima rakyanta yang ingin menghadap di waktu malam
Ketiga, setiap bulan, mesti ada satu atau dua hari dia tidak masuk kerja bahkan ia tidak mau menemui siap-siapa
Keempat, ia sering jatuh pingsan tiba-tiba tanpa di ketahui sebabnya
Umar pun tidak begitu saja menerima keluhan msyarakat dan ia langung klarifikasi kepada Said bin amir, kemudain secara lugas said menjelaskan tuduhan masyarakat walaupun ia sendiri tidak ingin menceritakanya tetapi ini harus di sampaikan. 
Tuduhan pertama said tidak mempunyai seorang pembantu oleh karena itu ia harus mengaduk tepung untuk membikin roti sendiri, setelah melakukan pekerjaan itu ia berwudhu dan melaksanakan sholat duha setelah itu baru bisa menemui masyarakat. 
Kemudian yang kedua said membagi waktu setiap harinya siang untuk melayani masyarakat dan waktu malam untuk beribadah kepada Allah
Tuduhan yang ke tiga seperti yang sudah di ketahui said tidak mempunyai pembantu sehingga dia mencuci pakaian dia dan istrinya. Ia pun tidak mempunyai pakaian pengganti sehingga ia tidak mau menemui masyarakat samapi pakaianya kering. 
Yang keempat dahulu said pernah menyaksikan tubuh khubaib bin Adi al Anshari di cincang orang quraisy sampai meninggal tetapi ia hanya terdiam dan tidak melakukan apa-apa, setiap kali teringat peristiwa itu tubunya bergetar gemetar karena takut azab Allah dan sampai jatuh pingsan.
Mendengar penuturan said tersebut, Umar tak kuasa menahan haru ia pun berseru meluapkan kegembiraanya “Alhamdulillah, karena taufiqnya semata, firasatku tidak meleset.
Dari kisah di atas ini sangat-sanagat patut di tiru oleh pemimpin zaman now kemegahan duniawi tidak menggoyahkan keimanan dan ketaqwaannya. Apa yang di tampilkan Said merupakan refleksi kesadaran seseorang  terhadap eksistensin dirinya, tugasnya menjadi khalifah di dunia dan dimana ia akan kembali. Jika pemimpin zaman now sadar akan eksistensi dirinya  dan tugasnya  tidak akan bergeser dari jalan kebenaran walaupun berlimpah harta dan jabatan.

 

Bagikan Ke:

Kategori

Populer